Sejarah Banten
Sejarah Banten
Banten sebagai nama suatu wilayah sudah dikenal dan diperkenalkan sejak abad ke 14. Mula-mula Banten merupakan pelabuhan yang sangat ramai disinggahi kapal dan dikunjungi pedagang dari berbagai wilayah hingga orang Eropa yang kemudian menjajah bangsa ini. Pada tahun 1330 orang sudah mengenal sebuah negara yang saat itu disebut Panten, yang kemudian wilayah ini dikuasai oleh Majapahit di bawah Mahapatih Gajah Mada dan Raja Hayam Wuruk. Pada masa-masa itu Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Demak merupakan dua kekuatan terbesar di Nusantara. Tahun 1524 � 1525 para pedagang Islam berdatangan ke Banten dan saat itulah dimulai penyebaran agama Isalm di Banten. Sekitar dua abad kemudian berdiri Kadipaten Banten di Surasowan pada 8 Oktober 1526. Pada tahun 1552 � 1570 Maulana Hasanudin Panembahan Surosowan menjadi Sultan Banten pertama. Sejak itu dimulailah pemerintahan kesultanan di Banten yang diakhiri oleh Sultan Muhammad Rafi�uddin (1813 � 1820) merupakan sultan ke dua puluh setelah sultan dan rakyat masa sebelumnya berperang melawan penjajah. Namun demikian perjuangan rakyat Banten terus berlanjut hingga detik terakhir kaki penjajah berada di bumi Banten. | ||||||||||||||||||||||||||
| | |||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||
TEMPAT TERINDAH DI BANTENBANTEN Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang. Geografis Wilayah Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan 105º1'11"-106º7'12" Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 154 kecamatan, 262 kelurahan dan 1.273 desa. Wilayah laut Banten merupakan salah satu jalur laut potensial, Selat Sunda merupakan salah satu jalur lalu lintas laut yang strategis karena dapat dilalui kapal besar yang menghubungkan Australia dan Selandia Baru dengan kawasan Asia Tenggara misalnya Thailand, Malaysia, dan Singapura. Di samping itu Banten merupakan jalur penghubung antara Jawa dan Sumatera. Bila dikaitkan posisi geografis dan pemerintahan maka wilayah Banten terutama Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang merupakan wilayah penyangga bagi Jakarta. Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura. Batas wilayah Utara Laut Jawa Selatan Samudera Indonesia Barat Selat Sunda Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Jawa Barat Topografi Kondisi topografi Banten adalah sebagai berikut: • Wilayah datar (kemiringan 0 - 2 %) seluas 574.090 hektare • Wilayah bergelombang (kemiringan 2 - 15%) seluas 186.320 hektare • Wilayah curam (kemiringan 15 - 40%) seluas 118.470,50 hektare Banten pada masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur. Banten pada abad ke 5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara adalah Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, yang ditemukan di kampung lebak di tepi Ci Danghiyang, Kecamatan Munjul, Pandeglang, Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman. Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara (menurut beberapa sejarawan ini akibat serangan kerajaan Sriwijaya), kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Ci Serayu dan Kali Brebes dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda. Seperti dinyatakan oleh Tome Pires, penjelajah Portugis pada tahun 1513, Banten menjadi salah satu pelabuhan penting dari Kerajaan Sunda. Menurut sumber Portugis tersebut, Banten adalah salah satu pelabuhan kerajaan itu selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Kalapa, dan Cimanuk. Diawali dengan penguasaan Kota Pelabuhan Banten, yang dilanjutkan dengan merebut Banten Girang dari Pucuk Umun pada tahun 1527, Maulana Hasanuddin, mendirikan Kesultanan Banten di wilayah bekas Banten Girang. Dan pada tahun 1579, Maulana Yusuf, penerus Maulana Hasanuddin, menghancurkan Pakuan Pajajaran, ibukota atau pakuan (berasal dar kata pakuwuan) Kerajaan Sunda. Dengan demikian pemerintahan di Jawa Barat dilanjutkan oleh Kesultanan Banten. Hal itu ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana, tempat duduk kala seorang raja dinobatkan, dari Pakuan Pajajaran ke Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200 x 160 x 20 cm itu terpaksa diboyong ke Banten karena tradisi politik waktu itu "mengharuskan" demikian. Pertama, dengan dirampasnya Palangka tersebut, di Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru. Kedua, dengan memiliki Palangka itu, Maulana Yusuf merupakan penerus kekuasaan Kerajaan Sunda yang "sah" karena buyut perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maharaja. Ketika sudah menjadi pusat Kesultanan Banten, sebagaimana dilaporkan oleh J. de Barros, Banten merupakan pelabuhan besar di Asia Tenggara, sejajar dengan Malaka dan Makassar. Kota Banten terletak di pertengahan pesisir sebuah teluk, yang lebarnya sampai tiga mil. Kota itu panjangnya 850 depa. Di tepi laut kota itu panjangnya 400 depa; masuk ke dalam ia lebih panjang. Melalui tengah-tengah kota ada sebuah sungai yang jernih, di mana kapal jenis jung dan gale dapat berlayar masuk. Sepanjang pinggiran kota ada sebuah anak sungai, di sungai yang tidak seberapa lebar itu hanya perahu-perahu kecil saja yang dapat berlayar masuk. Pada sebuah pinggiran kota itu ada sebuah benteng yang dindingnya terbuat dari bata dan lebarnya tujuh telapak tangan. Bangunan-bangunan pertahanannya terbuat dari kayu, terdiri dari dua tingkat, dan dipersenjatai dengan senjata yang baik. Di tengah kota terdapat alun-alun yang digunakan untuk kepentingan kegiatan ketentaraan dan kesenian rakyat dan sebagai pasar di pagi hari. Istana raja terletak di bagian selatan alun-alun. Di sampingnya terdapat bangunan datar yang ditinggikan dan beratap, disebut Srimanganti, yang digunakan sebagai tempat raja bertatap muka dengan rakyatnya. Di sebelah barat alun-alun didirikan sebuah mesjid agung. Pada awal abad ke-17 Masehi, Banten merupakan salah satu pusat perniagaan penting dalam jalur perniagaan internasional di Asia. Tata administrasi modern pemerintahan dan kepelabuhan sangat menunjang bagi tumbuhnya perekonmian masyarakat. Daerah kekuasaannya mencakup juga wilayah yang sekarang menjadi provinsi Lampung. Ketika orang Belanda tiba di Banten untuk pertama kalinya, orang Portugis telah lama masuk ke Banten. Kemudian orang Inggris mendirikan loji di Banten dan disusul oleh orang Belanda. Selain itu, orang-orang Perancis dan Denmark pun pernah datang di Banten. Dalam persaingan antara pedagang Eropa ini, Belanda muncul sebagai pemenang. Orang Portugis melarikan diri dari Banten (1601), setelah armada mereka dihancurkan oleh armada Belanda di perairan Banten. Orang Inggris pun tersingkirkan dari Batavia (1619) dan Banten (1684) akibat tindakan orang Belanda. Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem desentralisasi dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. Provincie West Java adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Hindia Belanda yang diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Banten menjadi salah satu keresidenan dalam Provincie West Java disamping Batavia, Buitenzorg (Bogor), Priangan, dan Cirebon. PANTAI ANYER Pantai anyer mempunyai sebuah mercusuar yang berada di daerah cikoneng.Pendirian Mercusuar ini untuk memudahkan Kapal-kapal laut yang berlayar di wilayah Propinsi Banten agar tidak kehilangan arah berkat tuntunan petugas mercusuar Cikoneng. Keberadaan mercusuar yang berjasa ini menambah satu lagi obyek wisata yang wajib dikunjungi di provinsi muda ini, selain menikmati indahnya panorma pantai, mercusuar ini saksi bisu sejarah perjalanan bangsa Indonesia zaman Belanda dan Jepang. Usia mercusuar ini sekitar seratus dua puluh tahun, tinggi bangunan mercusuar 75,5 meter dan letaknya strategis berada persis dipinggir jalan sehingga menjadi perhatian khalayak yang lewat sebab tak ada bangunan lain yang menyamai tingginya Mercusuar Cikoneng dibangun pada tahun 1885. Dua tahun setelah Gunung Krakatau meletus menyemburkan laharnya yang dahsyat. Bahan bangunan mercusuar ini menggunakan baja sehingga sampai sekarang masih berfungsi, di dalamnya terdapat anak tangga yang melingkar mengitari dinding mercusuar. Untuk sampai kepuncak harus melewati 286 anak tangga, dan bisa melihat Gunung Krakatau. Bila langit tidak berawan bisa melihat Propinsi Lampung. Selain itu Mercusuar ini dikenal letaknya pada titik awal jalan raya Anyer-Panarukan. Selain berdasarkan Fungsinya, disekitar pantainya juga bisa membuat kita terlena akan keindahannya. Pada hari libur pantai ini kerap kali di kunjungi oleh wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Untuk masuk ke pantai ini kita tidak akan menghabiskan kroscek yang besar, apa lagi kalau kita ingin mencoba masuk ke dalam mercusuar hanya mengeluarkan uang sebesar 1000 rupiah saja. Kali ini di sekitar pantai ini telah terdapat penginapan berbentuk panggung yang memberikan kesan sederhana dengan ditemani sepoi2 angin malam para pengunjung juga dapat ber suka ria bermain di tepi pantai. PANTAI KARANG BOLONG Pantai Karang Bolong adalah salah satu obyek wisata pantai yang terkenal di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Daya tarik Pantai Karang Bolong terletak pada sebuah batu karang besar bolong yang terdapat di pantainya. Pada awalnya, pantai yang berada di ruas jalan utama Anyer-Carita ini dikenal dengan Karang Suraga. Nama ini diambil dari Suryadilaga, nama orang sakti mandraguna pada zaman dahulu yang bertapa di tempat ini hingga akhir hayatnya. Meski Suryadilaga telah lama meninggal, masyarakat sekitar pantai ini meyakini bahwa ia masih hidup dan bermukim di pantai tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya, perlahan-lahan nama Karang Suraga memudar dan berganti nama menjadi Karang Bolong. Hal ini disebabkan adanya sebuah batu karang besar yang di tengahnya berlubang (bolong) dan membentuk sebuah lengkungan. Salah satu ujung karangnya berada di tepi pantai, sementara ujung karang yang satu lagi menghadap ke laut lepas. Menurut perkiraan para ahli, lubang yang terdapat pada batu karang ini karena terkikis oleh air laut dalam kurun waktu yang lama. Namun ada juga yang berpendapat, batu karang tersebut berlubang akibat dari letusan dahsyat Gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883 M. Selain batu karang besar berbentuk setengah lingkaran yang bagian tengahnya berlubang, daya tarik pantai ini terletak pada batu karang-batu karang kecil yang berada di sepanjang pantainya. Oleh karena itu, mengintip laut biru dengan riak ombak yang susul-menyusul dari balik batu karang yang berlubang merupakan tujuan utama wisatawan mengunjungi pantai ini. Batu karang besar tersebut juga dijadikan wisatawan sebagai latar untuk berfoto. Sedangkan duduk di atas batu karang-batu karang kecil adalah salah satu cara wisatawan menikmati kawasan pantai ini. Keberadaan batu karang-batu karang kecil ini juga dapat dimanfaatkan wisatawan untuk mencari ikan, siput, dan udang di celah-celahnya. Sementara itu, hamparan pasir putih pantainya yang luas dan landai, serta panorama alamnya yang memesona, membuat obyek wisata ini begitu spesial ketika dikunjungi bersama keluarga atau kolega. Kondisi pantai yang demikian memberi cukup ruang bagi wisatawan untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti berjemur dan membuat patung dari pasir. Pasir pantainya yang halus sangat mendukung wisatawan yang ingin berolahraga, seperti main sepak bola dan voli pantai. Ombak lautnya yang relatif kecil mendukung wisatawan yang ingin berenang dan bermain ombak. Di sini juga tersedia jasa persewaan perahu motor dan banana boat, sehingga wisatawan dapat menikmati kawasan pantai ini dengan naik perahu dan banana boat. Bagi wisatawan yang ingin bersantai sambil menikmati hembusan angin laut yang bertiup sepoi-sepoi, dapat duduk lesehan di atas tikar yang disewakan. Selain menikmati pantainya yang banyak batu karangnya, memancing merupakan salah satu tujuan wisatawan berkunjung ke Pantai Karang Bolong, karena di kawasan ini terdapat berbagai jenis ikan. Pada sore hari, eksotisme Pantai Karang Bolong kian terasa. Turis dapat menikmati suasana matahari tenggelam (sunset) sambil bersantai di pondok-pondok wisata, taman, shelter-shelter, dan warung-warung yang terdapat di sana. Sedangkan bagi turis yang ingin menikmati pesona pantai ini dari sudut pandang yang berbeda, dapat naik ke puncak batu karang melalui tangga yang terdapat di sisi kanan dan kirinya. Di atas puncak batu karang terdapat kupel peninjauan dan hutan kecil. Angin laut yang bertiup sepoi-sepoi dan menerpa wajah dan rambut menghadirkan sensasi tersendiri bagi turis yang berada di puncak batu karang tersebut. Dari tempat sejuk ini, turis juga dapat menikmati pesona Selat Sunda menjelang senja dari kejauhan dan riak ombak yang berkejar-kejaran menerjang batu karang. TEMPAT TERINDAH DI BANTENBANTEN Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang. Geografis Wilayah Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan 105º1'11"-106º7'12" Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 154 kecamatan, 262 kelurahan dan 1.273 desa. Wilayah laut Banten merupakan salah satu jalur laut potensial, Selat Sunda merupakan salah satu jalur lalu lintas laut yang strategis karena dapat dilalui kapal besar yang menghubungkan Australia dan Selandia Baru dengan kawasan Asia Tenggara misalnya Thailand, Malaysia, dan Singapura. Di samping itu Banten merupakan jalur penghubung antara Jawa dan Sumatera. Bila dikaitkan posisi geografis dan pemerintahan maka wilayah Banten terutama Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang merupakan wilayah penyangga bagi Jakarta. Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura. Batas wilayah Utara Laut Jawa Selatan Samudera Indonesia Barat Selat Sunda Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Jawa Barat Topografi Kondisi topografi Banten adalah sebagai berikut: • Wilayah datar (kemiringan 0 - 2 %) seluas 574.090 hektare • Wilayah bergelombang (kemiringan 2 - 15%) seluas 186.320 hektare • Wilayah curam (kemiringan 15 - 40%) seluas 118.470,50 hektare Banten pada masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur. Banten pada abad ke 5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara adalah Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, yang ditemukan di kampung lebak di tepi Ci Danghiyang, Kecamatan Munjul, Pandeglang, Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman. Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara (menurut beberapa sejarawan ini akibat serangan kerajaan Sriwijaya), kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Ci Serayu dan Kali Brebes dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda. Seperti dinyatakan oleh Tome Pires, penjelajah Portugis pada tahun 1513, Banten menjadi salah satu pelabuhan penting dari Kerajaan Sunda. Menurut sumber Portugis tersebut, Banten adalah salah satu pelabuhan kerajaan itu selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Kalapa, dan Cimanuk. Diawali dengan penguasaan Kota Pelabuhan Banten, yang dilanjutkan dengan merebut Banten Girang dari Pucuk Umun pada tahun 1527, Maulana Hasanuddin, mendirikan Kesultanan Banten di wilayah bekas Banten Girang. Dan pada tahun 1579, Maulana Yusuf, penerus Maulana Hasanuddin, menghancurkan Pakuan Pajajaran, ibukota atau pakuan (berasal dar kata pakuwuan) Kerajaan Sunda. Dengan demikian pemerintahan di Jawa Barat dilanjutkan oleh Kesultanan Banten. Hal itu ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana, tempat duduk kala seorang raja dinobatkan, dari Pakuan Pajajaran ke Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200 x 160 x 20 cm itu terpaksa diboyong ke Banten karena tradisi politik waktu itu "mengharuskan" demikian. Pertama, dengan dirampasnya Palangka tersebut, di Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru. Kedua, dengan memiliki Palangka itu, Maulana Yusuf merupakan penerus kekuasaan Kerajaan Sunda yang "sah" karena buyut perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maharaja. Ketika sudah menjadi pusat Kesultanan Banten, sebagaimana dilaporkan oleh J. de Barros, Banten merupakan pelabuhan besar di Asia Tenggara, sejajar dengan Malaka dan Makassar. Kota Banten terletak di pertengahan pesisir sebuah teluk, yang lebarnya sampai tiga mil. Kota itu panjangnya 850 depa. Di tepi laut kota itu panjangnya 400 depa; masuk ke dalam ia lebih panjang. Melalui tengah-tengah kota ada sebuah sungai yang jernih, di mana kapal jenis jung dan gale dapat berlayar masuk. Sepanjang pinggiran kota ada sebuah anak sungai, di sungai yang tidak seberapa lebar itu hanya perahu-perahu kecil saja yang dapat berlayar masuk. Pada sebuah pinggiran kota itu ada sebuah benteng yang dindingnya terbuat dari bata dan lebarnya tujuh telapak tangan. Bangunan-bangunan pertahanannya terbuat dari kayu, terdiri dari dua tingkat, dan dipersenjatai dengan senjata yang baik. Di tengah kota terdapat alun-alun yang digunakan untuk kepentingan kegiatan ketentaraan dan kesenian rakyat dan sebagai pasar di pagi hari. Istana raja terletak di bagian selatan alun-alun. Di sampingnya terdapat bangunan datar yang ditinggikan dan beratap, disebut Srimanganti, yang digunakan sebagai tempat raja bertatap muka dengan rakyatnya. Di sebelah barat alun-alun didirikan sebuah mesjid agung. Pada awal abad ke-17 Masehi, Banten merupakan salah satu pusat perniagaan penting dalam jalur perniagaan internasional di Asia. Tata administrasi modern pemerintahan dan kepelabuhan sangat menunjang bagi tumbuhnya perekonmian masyarakat. Daerah kekuasaannya mencakup juga wilayah yang sekarang menjadi provinsi Lampung. Ketika orang Belanda tiba di Banten untuk pertama kalinya, orang Portugis telah lama masuk ke Banten. Kemudian orang Inggris mendirikan loji di Banten dan disusul oleh orang Belanda. Selain itu, orang-orang Perancis dan Denmark pun pernah datang di Banten. Dalam persaingan antara pedagang Eropa ini, Belanda muncul sebagai pemenang. Orang Portugis melarikan diri dari Banten (1601), setelah armada mereka dihancurkan oleh armada Belanda di perairan Banten. Orang Inggris pun tersingkirkan dari Batavia (1619) dan Banten (1684) akibat tindakan orang Belanda. Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem desentralisasi dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. Provincie West Java adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Hindia Belanda yang diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Banten menjadi salah satu keresidenan dalam Provincie West Java disamping Batavia, Buitenzorg (Bogor), Priangan, dan Cirebon. PANTAI ANYER Pantai anyer mempunyai sebuah mercusuar yang berada di daerah cikoneng.Pendirian Mercusuar ini untuk memudahkan Kapal-kapal laut yang berlayar di wilayah Propinsi Banten agar tidak kehilangan arah berkat tuntunan petugas mercusuar Cikoneng. Keberadaan mercusuar yang berjasa ini menambah satu lagi obyek wisata yang wajib dikunjungi di provinsi muda ini, selain menikmati indahnya panorma pantai, mercusuar ini saksi bisu sejarah perjalanan bangsa Indonesia zaman Belanda dan Jepang. Usia mercusuar ini sekitar seratus dua puluh tahun, tinggi bangunan mercusuar 75,5 meter dan letaknya strategis berada persis dipinggir jalan sehingga menjadi perhatian khalayak yang lewat sebab tak ada bangunan lain yang menyamai tingginya Mercusuar Cikoneng dibangun pada tahun 1885. Dua tahun setelah Gunung Krakatau meletus menyemburkan laharnya yang dahsyat. Bahan bangunan mercusuar ini menggunakan baja sehingga sampai sekarang masih berfungsi, di dalamnya terdapat anak tangga yang melingkar mengitari dinding mercusuar. Untuk sampai kepuncak harus melewati 286 anak tangga, dan bisa melihat Gunung Krakatau. Bila langit tidak berawan bisa melihat Propinsi Lampung. Selain itu Mercusuar ini dikenal letaknya pada titik awal jalan raya Anyer-Panarukan. Selain berdasarkan Fungsinya, disekitar pantainya juga bisa membuat kita terlena akan keindahannya. Pada hari libur pantai ini kerap kali di kunjungi oleh wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Untuk masuk ke pantai ini kita tidak akan menghabiskan kroscek yang besar, apa lagi kalau kita ingin mencoba masuk ke dalam mercusuar hanya mengeluarkan uang sebesar 1000 rupiah saja. Kali ini di sekitar pantai ini telah terdapat penginapan berbentuk panggung yang memberikan kesan sederhana dengan ditemani sepoi2 angin malam para pengunjung juga dapat ber suka ria bermain di tepi pantai. PANTAI KARANG BOLONG Pantai Karang Bolong adalah salah satu obyek wisata pantai yang terkenal di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Daya tarik Pantai Karang Bolong terletak pada sebuah batu karang besar bolong yang terdapat di pantainya. Pada awalnya, pantai yang berada di ruas jalan utama Anyer-Carita ini dikenal dengan Karang Suraga. Nama ini diambil dari Suryadilaga, nama orang sakti mandraguna pada zaman dahulu yang bertapa di tempat ini hingga akhir hayatnya. Meski Suryadilaga telah lama meninggal, masyarakat sekitar pantai ini meyakini bahwa ia masih hidup dan bermukim di pantai tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya, perlahan-lahan nama Karang Suraga memudar dan berganti nama menjadi Karang Bolong. Hal ini disebabkan adanya sebuah batu karang besar yang di tengahnya berlubang (bolong) dan membentuk sebuah lengkungan. Salah satu ujung karangnya berada di tepi pantai, sementara ujung karang yang satu lagi menghadap ke laut lepas. Menurut perkiraan para ahli, lubang yang terdapat pada batu karang ini karena terkikis oleh air laut dalam kurun waktu yang lama. Namun ada juga yang berpendapat, batu karang tersebut berlubang akibat dari letusan dahsyat Gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883 M. Selain batu karang besar berbentuk setengah lingkaran yang bagian tengahnya berlubang, daya tarik pantai ini terletak pada batu karang-batu karang kecil yang berada di sepanjang pantainya. Oleh karena itu, mengintip laut biru dengan riak ombak yang susul-menyusul dari balik batu karang yang berlubang merupakan tujuan utama wisatawan mengunjungi pantai ini. Batu karang besar tersebut juga dijadikan wisatawan sebagai latar untuk berfoto. Sedangkan duduk di atas batu karang-batu karang kecil adalah salah satu cara wisatawan menikmati kawasan pantai ini. Keberadaan batu karang-batu karang kecil ini juga dapat dimanfaatkan wisatawan untuk mencari ikan, siput, dan udang di celah-celahnya. Sementara itu, hamparan pasir putih pantainya yang luas dan landai, serta panorama alamnya yang memesona, membuat obyek wisata ini begitu spesial ketika dikunjungi bersama keluarga atau kolega. Kondisi pantai yang demikian memberi cukup ruang bagi wisatawan untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti berjemur dan membuat patung dari pasir. Pasir pantainya yang halus sangat mendukung wisatawan yang ingin berolahraga, seperti main sepak bola dan voli pantai. Ombak lautnya yang relatif kecil mendukung wisatawan yang ingin berenang dan bermain ombak. Di sini juga tersedia jasa persewaan perahu motor dan banana boat, sehingga wisatawan dapat menikmati kawasan pantai ini dengan naik perahu dan banana boat. Bagi wisatawan yang ingin bersantai sambil menikmati hembusan angin laut yang bertiup sepoi-sepoi, dapat duduk lesehan di atas tikar yang disewakan. Selain menikmati pantainya yang banyak batu karangnya, memancing merupakan salah satu tujuan wisatawan berkunjung ke Pantai Karang Bolong, karena di kawasan ini terdapat berbagai jenis ikan. Pada sore hari, eksotisme Pantai Karang Bolong kian terasa. Turis dapat menikmati suasana matahari tenggelam (sunset) sambil bersantai di pondok-pondok wisata, taman, shelter-shelter, dan warung-warung yang terdapat di sana. Sedangkan bagi turis yang ingin menikmati pesona pantai ini dari sudut pandang yang berbeda, dapat naik ke puncak batu karang melalui tangga yang terdapat di sisi kanan dan kirinya. Di atas puncak batu karang terdapat kupel peninjauan dan hutan kecil. Angin laut yang bertiup sepoi-sepoi dan menerpa wajah dan rambut menghadirkan sensasi tersendiri bagi turis yang berada di puncak batu karang tersebut. Dari tempat sejuk ini, turis juga dapat menikmati pesona Selat Sunda menjelang senja dari kejauhan dan riak ombak yang berkejar-kejaran menerjang batu karang. Seputarbanten.com, Provinsi Banten memiliki ratusan obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Dari ratusan obyek wisata tersebut, berikut ini 11 tempat wisata menarik yang sering dikunjungi para wisatawan. 1.Masjid Agung Banten Masjid Agung Banten terletak di Desa Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Propinsi Banten, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang. Perjalanan dari Terminal Pakupatan, Serang, menuju ke lokasi masjid memerlukan waktu sekitar setengah jam.Merupakan situs bersejarah peninggalan Sultan Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati, sekitar tahun 1552-1570 M. Selain sebagai obyek wisata ziarah (terdapat makam-makam kesultanan Banten), Masjid Agung Banten juga merupakan obyek wisata pendidikan dan sejarah. Dengan mengunjungi masjid ini, wisatawan dapat menyaksikan peninggalan bersejarah kerajaan Islam di Banten pada abad ke-16 M, serta melihat keunikan arsitekturnya yang merupakan perpaduan gaya Hindu Jawa, Cina, dan Eropa. 2.Danau Tasikardi Danau Tasikardi terletak di Desa Margasana, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, sekitar 6 kilometer di sebelah barat Kota Serang. Dari Kota Serang, ibukota Provinsi Banten, pengunjung dapat mengakses Danau Tasikardi dengan naik angkutan kota jurusan Kramatwatu.sMenurut sejarahnya, danau tersebut dibuat pada masa pemerintahan Panembahan Maulana Yusuf (1570-1580 M), sultan kedua Kesultanan Banten. Konon, danau yang luasnya mencapai 5 hektar dan bagian dasarnya dilapisi dengan ubin batu bata ini, dahulunya, merupakan tempat peristirahatan sultan-sultan Banten bersama keluarganya. 3.Desa Wisata Sawarna Secara administratif, Desa Wisata Sawarna masuk dalam wilayah Kampung Gendol, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Desa Sawarna terkenal sebagai desa wisata yang mempunyai berbagai destinasi wisata, seperti pantai, sungai, hutan, panjat tebing, gua, dan agrowisata yang ramai dikunjungi oleh turis domestik dan mancanegara pada akhir pekan dan hari-hari libur lainnya. Bagi pecinta gua, dari banyak gua yang ada, Gua Lalay dan Gua Lauk merupakan dua gua yang populer dan sering dikunjungi oleh para wisatawan. Anda dapat berpetualang menyusuri kedalaman gua sambil menikmati pemandangan stalagmit dan stalaktitnya yang mempesona. Sedangkan pengunjung yang ingin menikmati panorama pantai, berjemur, sepak bola pantai, dan voli pantai, bahkan berselancar atau sekedar menanti detik-detik menjelang terbenamnya matahari (sunset), Anda tinggal datang ke Pantai Ciantir (juga populer dengan nama Pantai Sawarna) dan Pantai Tanjung Layar sebagai pantai yang banyak dikunjungi wisatawan.Bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana yang berbeda, dapat melakukan kegiatan agrowisata di areal persawahan, mencari batu-batu hias yang banyak terdapat di Sungai Cisawarna, mengunjungi tempat pelelangan ikan, melakukan olahraga panjat tebing, atau melihat kekayaan flora dan fauna hutan suaka alam yang terletak di sebelah timur desa. Sedangkan bagi wisatawan yang punya banyak waktu, dapat mengunjungi sentra pembuat gula kelapa, sentra pengrajin gitar dan biola, makam Jean Louis Van Gought, Tapak Sikabayan, dan lain sebagainya. 4.Taman Nasional Ujung Kulon Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon masuk wilayah administrasi Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Taman ini merupakan cikal-bakal beberapa taman nasional di Indonesia, seperti Taman Nasional Bunaken di Sulawesi Utara atau kawasan Taman Nasional Gunung Leuser di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara. Selain nilai historisnya, kawasan ini memiliki zona inti seluas kurang lebih 120.551 ha yang terbagi menjadi 76.214 ha berupa daratan dan 44.337 ha berupa lautan dan daerah berbatu karang. Zona inti yang berfungsi sebagai cagar alam dan suaka margasatwa ini memiliki berbagai macam keistimewaan, di antaranya keanekaragaman jenis biota laut, darat, dan satwa langka. 5.Klenteng Tanjung Kait Klenteng Tanjung Kait terletak di Dusun Tanjung Anom, Desa Tanjung Kait, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Klenteng yang dibangun pada tahun 1792 M ini juga disebut sebagai Klenteng Tjoe Soe Kong.Menurut masyarakat setempat, sejak tahun 1960 M banyak orang yang datang untuk sembahyang dan berdoa ke kelenteng ini, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Selain sebagai tempat sembahyang dan berdoa, klenteng ini juga dipercaya sebagai tempat yang tepat untuk meramal nasib.Klenteng Tanjung Kait memiliki sumber mata air (sumur) yang telah berumur ratusan tahun dan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Sumber mata air ini tidak habis airnya walaupun diambil secara terus menerus dalam jumlah yang besar. Banyak pengunjung yang datang mengambil air sumur itu, karena dipercaya mengandung banyak berkah bagi yang menggunakannya. 6.Taman Wisata Alam Pulau Sangiang Taman Wisata Alam Pulau Sangiang terletak di Desa Cikoneng, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Dari Kota Serang, ibu kota Provinsi Banten, pengunjung dapat naik bus atau kendaraan pribadi menuju arah Cilegon. Kemudian, perjalanan dilanjutkan menuju Anyer, dan berhenti di kawasan Pantai Manuk di Desa Cikoneng. Dari Pantai Manuk, perjalanan dilanjutkan dengan naik kapal atau perahu motor ke Pulau Sangiang dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Kawasan yang dikenal dengan julukan Seven Wonders of Banten (Tujuh Keajaiban Banten) ini memadukan wisata alam, wisata sejarah, dan wisata ilmiah. Di mana kawasan ini terdapat berbagai flora dan fauna langka. Selain itu, juga memiliki berbagai kekayaan ekosistem, seperti terumbu karang, hutan bakau (mangrove), dan hutan pantai.Pada sisi barat laut dan selatan Pulau Sangiang, serta di sepanjang Pantai Batu Mandi dan Gunung Gede, merupakan kawasan wisata alam yang menantang dan sekaligus mengasyikkan. Kawasannya yang luas dan didukung oleh kontur medan yang beragam, memberi cukup ruang kepada pengunjung untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti olahraga lintas alam, mendaki gunung, menyusuri lembah, bersepeda, berkemah, memotret, serta menikmati panorama pantai yang landai dan curam.Bagi peminat scuba diving, snorkling, berjemur, memancing, berperahu, serta melihat keindahan terumbu karang dan taman laut dengan glass bottom boat, dianjurkan mengunjungi kawasan Tanjung Raden, Legon Waru, dan perairan laut selatan yang terdapat di dalam Pulau Sangiang.Untuk menikmati wisata sejarah, pengunjung dapat mendatangi kawasan di sekitar Pos TNI Angkatan Laut. Di sana, pengunjung masih dapat menyaksikan sisa-sisa peninggalan perang dunia kedua, seperti meriam dan benteng pertahanan tentara Jepang dari serbuan tentara Sekutu. 7.Pantai Anyer Pantai Anyer berada dalam wilayah administratif Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.Pantai Anyer dikenal luas sebagai tempat wisata yang menarik sejak tahun 1980-an. Keberadaannya sebagai salah satu dari Seven Wonders of Banten (Tujuh Keajaiban Banten) dan lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Jakarta, membuat kawasan ini menjelma sebagai salah satu obyek wisata favorit saat ini. 8.Pantai Carita Secara administratif, Pantai Carita masuk dalam wilayah Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Letaknya strategis, karena berada di tepi jalan raya Carita-Labuan yang merupakan salah satu jalur utama yang menghubungkan tempat-tempat wisata di kawasan pantai barat Banten, sehingga memudahkan wisatawan untuk mengaksesnya.Di sini, pengunjung dapat melakukan berbagai kesenangan seperti berjemur, olahraga pantai, bermain pasir, berenang, memancing atau menyewa perahu, jet ski, speed boat, dan banana boat. Pada siang hari, turis dapat mengunjungi kawasan taman laut yang bisa ditempuh sekitar dua jam dengan menggunakan perahu motor dari Pantai Carita. Ketika mulai senja, pemandangan matahari tenggelam (sunset) dengan Kepulauan Krakatau sebagai lanskapnya merupakan daya tarik lain kawasan Pantai Carita. 9.Pantai Karang Bolong Secara administratif, Pantai Karang Bolong masuk dalam wilayah Desa Karang Bolong, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Selain panorama khas pantai, pantai Karang Bolong memiliki daya tarik pada batu karang besar berbentuk setengah lingkaran yang bagian tengahnya berlubang. Selain itu, terdapat juga batu karang-batu karang kecil yang berada di sepanjang pantainya.Oleh karena itu, mengintip laut biru dengan riak ombak yang susul-menyusul dari balik batu karang yang berlubang merupakan tujuan utama wisatawan mengunjungi pantai ini. Batu karang besar tersebut juga dijadikan wisatawan sebagai latar untuk berfoto. Sedangkan duduk di atas batu karang-batu karang kecil adalah salah satu cara wisatawan menikmati kawasan pantai ini. 10.Pantai Tanjung Lesung Pantai Tanjung Lesung terletak di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Dinamakan Pantai Tanjung Lesung karena lokasinya berupa daratan yang menjorok ke laut mirip ujung lesung, yaitu salah satu alat yang digunakan masyarakat tradisional Nusantara untuk menumbuk padi.Posisi pantainya yang tidak menghadap langsung ke samudera lepas membuat tiupan angin dan deburan ombak kawasan ini tidak terlalu besar, sehingga wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas, seperti berenang, berperahu, bermain jetski, dan snorkling. Memancing merupakan aktivitas menarik lainnya, karena kawasan ini merupakan rumah bagi banyak ikan.Bila bosan berada di pantai, wisatawan dapat mengunjungi desa wisata yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai pengrajin patung badak bercula satu (fauna khas Banten) dan minuman dari daun sirih, atau melihat-lihat kehidupan nelayan di Kampung Cipanon. 11.Air Terjun Curug Gendang Air Terjun Curug Gendang terletak di Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Dari jalan raya Carita, Curug Gendang berjarak sekitar 2 kilometer, atau sekitar 3,5 kilometer dari Taman Wisata Alam Carita. Setelah sampai di area parkir atau pos jaga/pos retribusi, kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Curug Gendang dengan berjalan kaki sekitar 1 kilometer.Pada awalnya, air terjun yang berada sekitar 170 meter di atas permukaan laut dan berasal dari hulu mata air Gunung Panganjaran ini bernama Curug Citajur. Namun karena suara air terjunnya yang mirip dengan suara gendang atau tambur, masyarakat setempat kemudian menamainya Curug Gendang.Obyek wisata Curug Gendang merupakan perpaduan dari hutan yang lebat, jalan setapak yang berliku-liku, panorama alam yang indah, dan air terjun yang jernih. Ketika perjalanan sampai di punggung perbukitan, pengunjung dapat melihat hijaunya pepohonan di kaki bukit, atau menikmati eksotisme Selat Sunda dan Gunung Anak Krakatau dari kejauhan. |
Komentar
Posting Komentar