kaya harta belum tentu bahagia

Di zaman sekarang ini, budaya materialistis mungkin sudah menyebar dengan sangat cepat. Segala sesuatu di ukur dengan materi/kekayaan. Kita semakin sering diprogram sehingga kita menjadi percaya bahwa kekayaan menjadi satu-satunya sumber kebahagiaan kita. Kita dan semua orang menjadikan kekayaan sebagai referensi kebahagiaan. Padahal kenyataannya tidaklah seperti itu.

Jika Anda terlalu mendewakan kekayaan dan menganggap kekayaan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan, sering kali Anda akan menuai kekecewaan. Mengapa? Karena ada banyak sekali hal di dunia ini yang bisa kita nikmati yang bisa mendatangkan kebahagiaan. Yang perlu Anda tahu adalahkekayaan BUKANLAH SATU-SATUNYA sumber kebahagiaan, melainkan SALAH SATU sumber kebahagiaan. Sekali lagi saya ingatkan, kekayaan hanyalah salah satu dari sekian banyak sumber kebahagiaan Anda.

Kebahagiaan sejati datangnya dari dalam diri kita, bukan dari luar. Jika Anda menggantungkan kebahagiaan Anda di luar diri Anda, apalagi kekayaan, maka Anda tidak akan menemukan kebahagiaan sejati. Banyak orang berusaha mengejar kekayaan yang menurut mereka bisa membuat mereka bahagia. Akan tetapi, proses tersebut malah mendatangkan ketidakbahagiaan. Contohnya, mereka yang terlalu sibuk mencari dan mengumpulkan kekayaan tanpa mempedulikan kesehatannya. Dan saat kesehatannya mulai memburuk, kekayaan yang diperoleh dengan susah payah pun habis untuk biaya pengobatan.

Saya juga sering melihat orang yang hartanya berlimpah tetapi tidak bahagia sama sekali. Ada juga yang semakin kaya, bukannya makin bahagia, tetapi malah makin stres dan depresi.

Kenyataan ini bukan berarti membuat kita harus berhenti meraih kekayaan yang kita inginkan. Siapa pun pasti ingin hidup kaya sekaligus bahagia. Meraih kekayaan adalah hak semua orang. Tapi yang perlu Anda ingat adalah jangan jadikan kekayaan sebagai harapan terakhir dan satu-satunya menuju kebahagiaan sejati. Banyak orang merasa tidak bahagia jika tidak kaya. Jika kita mengacu pada statistik bahwa hanya 10% orang di dunia ini yang kaya, bagaimana dengan yang 90% lainnya? Apakah mereka yang 90% tersebut tidak akan bisa bahagia karena tidak kaya? Pikirkan ini baik-baik. Apakah Anda pernah melihat orang yang biasa-biasa dan tidak kaya tapi sangat bahagia, atau orang yang kekayaannya berlimpah tetapi hidupnya terasa hampa? Jika itu benar, berarti kekayaan bukanlah satu-satunya sumber kebahagiaan sejati.

Bagi Anda yang mungkin tidak atau belum kaya, apakah harus menunggu sampai kaya baru mau menjadi bahagia? Pastinya tidak. Ada banyak sekali hal di dunia ini yang bisa membahagiakan Anda detik ini juga. Bahkan Anda bisa bahagia di sini dan detik ini juga karena kebahagiaan sesungguhnya ada dalam diri Anda, bukan orang lain atau apa pun. Apa pun yang terjadi, Anda bisa memilih untuk menjadi bahagia karena kebahagiaan ada dalam genggaman Anda. Jika Anda menggantungkan kebahagiaan pada diri sendiri, meskipun Anda sedang tertimpa masalah, sakit, bangkrut atau apa pun, Anda tetap bisa menjadi bahagia.

Itu berarti Anda bisa menjadi bahagia tanpa syarat dan ketentuan apa pun. Anda pasti pernah melihat billboard reklame yang mempromosikan produk dengan harga yang sangat murah, tapi ada tanda * di samping tulisan harga itu. Anda akan tahu tanda * itu di sebelah kanan bawah ada tulisan "Syarat & Ketentuan Berlaku". Syarat dan ketentuan tersebut harus dipenuhi agar bisa mendapat harga seperti yang tertera di reklame.

Sama halnya banyak orang yang ingin bahagia tapi syarat dan ketentuannya terlalu banyak. Mereka berkata akan bahagia jika syarat dan ketentuannya dipenuhi, seperti sukses, kaya, harta berlimpah dan lain sebagainya. Padahal tidak perlu seperti itu. Bahagia yang sejati adalah bahagia tanpa syarat dan embel-embel apa pun. Jika Anda bisa bahagia tanpa syarat dan ketentuan apa pun, Anda akan menemukan kebahagiaan sejati yang lebih bertahan lama. Tidak ada lagi yang bisa membuat Anda sedih. Anda akan bisa bahagia detik ini juga tanpa menunggu lama. Akan tetapi, semakin banyak syarat dan ketentuan untuk menjadi bahagia, Anda akan semakin lama dan sulit memperoleh kebahagiaan itu. Manakah yang Anda pilih?

Komentar

Postingan Populer